5th XPDC of MODIPALA

Bawakaraeng
kab. Gowa, Sulsel

31 agustus - 2 september 2007



hmm...pendakian ke 5 euy!! menuju puncak Bawakaraeng...

.: mereka yg berekspedisi :.





new comers...




.: lembanna :.
desa terakhir yg merupakan tempat istirahat setelah perjalanan panjang dari kota makassar serta persiapan untuk pendakian.




.: lembanna - pos I :.




.: pos I - pos 5 :.







.: pos 5 - pos 7 :.












.: pos 8 :.
kami hanya bisa sampai disini. keraguan kami muncul untuk dapat mencapai puncak. Masih di selimuti suasana hujan dan dingin yg amat sangat, belum lagi terlihat gelap diatas, pertanda bahwa sang badai (yg pernah merengut nyawa teman kami) sedang tersenyum. kami hanya bisa diam tanpa menunggu, sesegera kami packing kembali semua apa yg kami bawa. hmm... puncak bawakaraeng, maafkan kami... segelintir pasukan modipala yg sedang kedinginan hanya bisa melihatmu dari kejauhan, kami melihatmu tersenyum...kami pun tersenyum. kami tahu, kau akan memanggilku kembali.


~ best shot...:)









.: perjalanan baLik :.












.: modipTAINMENT :.
wah...baRu nyadar kalo ternyata ada artis juga yg ikut bareng modipala...


teredeng....!! REZA HERLAMBANG
kekekekekekeke

:Peace:

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Tapi sahabat

kami punya sedikit nyala api
diantara redupnya kilatan cahaya tak peduli kaum sibuk tak bernurani

Kuyakin ada sebagiannya pada kalian

Masuklah dalam barisanku sahabat
biarkan nyala apinya menjadi antusiasme besar
bagi anak-anak negri kita
dalam pendar Cahaya CintA
Cahaya Sederhana yang mungkin akan sangat berarti…………….
diantara rintih pilu dan kerasnya bunyi perut lapar kita!!!!

Sahabat
Bergemuruhlah dalam desakan kebajikan
Bukankah Syurga Menanti Pemecah Beku Kejumudan Kebatilan????

Anonim mengatakan...

---=== KERINDUAN SEEKOR MERPATI PETUALANG ===---


Kami adalah merpati merpati petualang…
Yang terlahir sebagai pecinta alam sejati..
Terlahir dari kebuasan zaman ini…
Terlahir dari kecintaan kami terhadap tanah ini…
Terlahir dari kesadaran bahwa alam semesta ini adalah Anugerah ILAHI RABBI…
Dan kami bernaung dalam satu atap…
Edelweis adalah rumah kami…
Tempat kami bertindak…
Dan tempat kami belajar menggepakkan sayap kami…
Dimana kami banyak belajar tentang hidup dan kehidupan ini…

Masih terbayang kebersamaan yang kami lalui…
Tertawa bersama…
Menangis bersama…
Makan dan minum bersama dari satu tempat…
Dan juga bercanda bersama tanpa batas keadaan…
Kami lalui jalur jalur yang telah digoreskan alam besama - sama…
Merasakan sakit..senang..dan terinjak oleh kejamnya zaman ini bersama sama…
Terkadang kami merasakan bahwa kami memiliki satu raga…
Terkadang kami juga merasakan satu kesatuan jiwa…

Kini sang waktupun berganti…
Sekarang merpati merpati itu telah tumbuh dewasa…
Sekarang sang merpati merpati telah mampu terbang tinggi…
Terbang jauh…jauh…keangkasa yang luas…
Terbang meningalkan sarangnya untuk menghadapi kehidupan yang buas…
Untuk mengejar masa depan yang lebih berarti…
Untuk mengejar dunia yang semakin tak pasti…

Ada seribu satu pertanyaan melanda merpati merpati yang terbang tinggi…
Akankah kami bersama lagi ?...
Akankah kami tertawa..menangus..makan…minum dan bercanda bersama lagi ?...
Akankah kami merasakan sakit..senang..dan kejamnya zaman ini bersama lagi ?...
Akahkah kami merasakan lagi bahwa kami memiliki satu raga ?...
Akankah kami merasakan lagi bahwa kami memiliki satu kesatuan jiwa ?...
Akankah kami kembali tuk bisa hinggap disarang kami…
Sarang yang telah menciptakan kekeluargaan…
Sarang yang telah menciptakan persaudaraan…
Sarang yang telah menciptakan kasih sayang yang abadi…

Jawabannya ada pada merpati merpati muda dimasa mendatang…
Jawabannya ada pada merpati merpati yang terbang tinggi…
Jawabannya ada pada waktu yang terus berjalan tanpa henti…
Dan jawabannya ada dalam sanubari semua merpati …
Yang terbentuk dari satu sarang…yang bernama “Edelweis”…

Andaikan Edelweis bisa berbicara…
Maka dia akan berkata…
“Tolong…jangan pernah melupakan aku hai merpati petualang…
Jangan biarkan aku sendiri dan kosong tanpa kehangatanmu…
Disini…diantara keheningan dan juga riuhnya alam tanpa henti…”